Mengenai Saya

Foto saya
Hallo. Saya Puji. Saya ingin hebat seperti ayah dan ibu saya yang bisa menjawab banyak pertanyaan yang selalu saya tanyakan.. Saya seorang gadis kecil nekat yang menantang maut membeli mimpi untuk membuat orang lain tersenyum. Mimpi saya adalah: Suatu saat nanti ayah dan ibu akan bangga karena perjuangan mereka membesarkan saya tidak sia-sia.

Selasa, 01 Desember 2009

Pembelajaran PAKEM

Model pembelajaran disekolah yang masih jauh dari mapan atau kurang inovatif dapat ditinjau dari kualitas pengajaran yang masih secara manual, dan inilah salah satu aspek pengkajian yang membutuhkan perubahan dan kemudian dikembangkan dengan metode pengajaran aktif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Disinilah peran penting guru untuk ikut mengenalkan sekaligus sebagai pelaku pengupayaan pengenalan pembelajaran melalui pengajaran yang mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif atau yang disingkat dengan PAKEM merupakan salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan oleh para guru baik ditingkat sekolah dasar maupun menengah.
Kehadiran Kurikulum 2004 “Kurikulum Berbasis Kompetensi” dan saat ini sesuai dengan Permen 22, 23, 24 Tahun 2006 yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut pelaku pendidikan harus lebih ekstra mempersiapkan diri terutama guru sebagai motor utama proses pendidikan. Oleh karena guru, langsung berhadapan dengan murid sebagai objek pembelajaran maka harus diciptakan hubungan yang harmonis, menarik dan menyenangkan. Target ini harus berjalan serentak dan bersama-sama yaitu kemampuan guru yang maksimal, kemauan siswa, perhatian orang tua dan institusi pendidikan yang bijak.
KBK sebagai acuan pendidikan pembelajaran menuntut siswa bukan hanya sekedar tahu tentang sesuatu tetapi harus mampu melaksanakan sesuatu itu dengan benar sehingga siswa tersebut dapat dinyatakan telah berkompeten pada setiap mata pelajarannya. Maka, strategilah yang perlu diperkaya. Inilah yang dibahas dalam pelatihan ini yaitu strategi pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan. Disamping metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan PAKEM muncul pula nama yang dikeluarkan di daerah Jawa tengah, dengan sebutan PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan, Gembira dan Berbobot ).Disamping itu melalui program Workstation P4TK-BMNI bandung tahun 2007 di Jayapura muncul pula sebutan Pembelajaran MATOA (Menyenangkan, Atraktif Terukur Orang Aktif) yang artinya pembelajaran yang menyenangkan. Guru dapat menyajikakn dengan atraktif, menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa
Apa itu PAKEM ?
Dari segi Guru
A = Aktif, guru aktif : 1. Memantau kegiatan belajar siswa
2. Memberi umpan balik
3. Mengajukan pertanyaan yang menantang
4. Mempertanyakan gagasan siswa
K = Kreatif, guru : 1. Mengembangkan kegiatan yang beragam
2. Membuat alat bantu belajar sederhana
E = Efektif, pembelajaran : Mencapai tujuan pembelajaran
M = Menyenangkan, pembelajaran : Tidak membuat anak takut (Takut salah ,Takut ditertawakan,Takut dianggap sepele dsb)
Dari segi Siswa
A = Aktif, siswa aktif : 1. Bertanya
2. Mengemukakan gagasan
3. Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya
K = Kreatif, siswa : 1. Merancang / membuat sesuatu
2. Menulis / mengarang
E = Efektif, siswa : Menguasai keterampilan atau kompetensi yang diperlukan
M = Menyenangkan, pembelajaran membuat anak :1. Berani mencoba / berbuat
2. Berani bertanya.
3. Berani mengemukakan pendapat
/ gagasan.
4. Berani mempertanyakan gagasan
Orang lain.


a. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Istilah “active learning” mengacu kepada teknik instruksional interaktif yang mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Siswa dalam melakukan pembelajaran aktif bisa menggunakan sumber daya di luar pengajar seperti perpustakaan, sites Web, wawancara, atau focus group, untuk memperoleh informasi. Mereka dapat menujukkan kemampuannya menganalisis, sintesis, dan mengevaluasi melalui proyek, presentasi, eksperimen, simulasi, internships, praktikum, proyek studi independen, pengajaran kepada sejawat, permainan peran, atau dokumen tertulis. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran aktif seringkali mengorganisasikan pekerjaannya, informasi riset, diskusi dan menjelaskan gagasan, mengamati demo atau fenomena, menyelesaikan masalah dan memformulasikan pertanyaan yang dimilikinya. Pembelajaran aktif seringkali dikombinasikan dengan pembelajaran kerjasama atau kolaborasi di mana siswa bekerja secara interaktif dalam tim yang memajukan ketergantungan dan pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama.
Proses belajar dapat dikatakan active learning dengan mengandung :
1. Komitmen (Keterlekatan pada tugas)
Berarti materi, metode dan strategi pemelajaran bermanfaat untuk siswa sesuai dengan kebutuhan siswa dan bersifat pribadi
2. Tanggung jawab (Responsibility)
Merupakan suatu proses blajar yang memberi wewenang pada siswa untuk kritis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri
3. Motifasi
Motifasi intrinsik dan ekstrinsik dengan lebih mengembangkan motifasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan minat dan inisiatif sendiri bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain.
Motifasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar ang dilakukan guru lebih dipusatkan kpada siswa (Student centered approach) guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember tetapi menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya dan bersikap positif kepada siswa.

Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira, tekun dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motifator yang bijak berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tua, masyarakat setiap hari energinya untuk siswa, bersikap kreatif selalu membimbing , seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual dan mengikuti perkembangan pengetahuan. Pembelajaran yang aktif, merupakan proses pembelajaran dimana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain.

b. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran Kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Dibentuk melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk mensimulasikan imajinasi.
Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yaitu menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif:
Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif yaitu :
1. Terbuka terhaap pengalaman baru
2. Fleksibel dalam berpikir dan merespons
3. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan
4. Menghargai fantasi
5. Tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif
6. Mempunyai pendapat tersendiri dan tiak mudah terpengaruh oleh orang lain
7. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
8. Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti
9. Berani mengambil resiko yang diperhitunkan
10. Percaya diri dan mandiri
11. Memiliki tanggung jawab dan komitmen pada tugas
12. Tekun dan tidak mudah bosan
13. Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah
14. Kaya akan inisiatif
15. Peka terhadap situasi lingkungan
16. Lebih berorientasi ke masa kini an masa depan daripada masa lalu
17. Memiliki citra iri dan stabilitas emosional yang baik
18. Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan menganung teka-teki
19. Memiliki gagasan yang orisinil
20. Mempunyai minat yang luas
21. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri.
22. Kritis terhadap pendapat orang lain
23. Senang mengajukan pertanyaan yang baik, dan
24. Memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi

c. Pembelajaran Efektif
Keadaan yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para siswa, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

d. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan, berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreatifitas guru untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi para siswanya.
Pembelajaran ini akan dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dengan kemampuan untuk dapat memecahkan masalah. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi para siswa serta memberikan umpan balik yang baik antara siswa dan gurunya, untuk dapat meningkatkan kegiatan belajar. Selain itu, para guru juga diharapkan dapat membedakan antara aktif fisik dan aktif mental para siswanya. Banyak guru yag sudah puas ketika melihat siswanya sibuk bekerja, namun terkadang siswa tersebut tidak aktif mental, atau takut dalam bertanya dan juga mengemukakan gagasannya. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut dan berupaya untuk dapat meningkatkan mental para siswa dalam proses pembelajarannya.

Penyajian Pembelajaran
Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pemecahan masalah, curah penapat, belajar dengan melakukan (Learning by doing) menggunakan banyak metoe yang disesuaikan dengan konteks kerja kelompok.
Para siswa menyelesaikan permasalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan, memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah penapat selama pelajaran di kelas dan pembelajaran kerjasama yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggung jawab indifidu yang mendalam

Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang iharapkan sebelumnya siswa dilatih cara konsentrasi dengan metode bayangan. Disamping itu siswa dapat melakukan SSN (senyum, santai dan Nikmat) yang artinya siswa dapat melakukan dengan senyum (dalam hati) berarti senang dalam proses kegiatan pembelajaran. Santai berarti siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tidak tegang/stres serta siswa dapat menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan benar.
Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara atau dalam bntuk permainan (games) misalnya menghitung huruf ”a” pada satu atau lebih paragraf dengan beberapa kalimat, dan latihan membayangkan diri sendiri.

Disamping itu guru harus selalu memberikan motifasi kepada semua siswa bahwa pelajaran tidak ada yang sulit , semua siswa akan mampu menguasai materi tersebut dengan baik. Hinarilah menakut-nakuti atau menyampaikan bahwa pelajarannya sangat sulit, hal ini akan mengurangi motifasi siswa untuk belajar, seolah-olah kemampuan otaknya tidak mampu untuk menerimanya/seolah-olah otaknya tertutup untuk menerimanya, karena pelajaran sangat dipandang sulit dan berbagai cara / metode permainan yang dapat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan otak siswa
Konsep dan Prinsip Pembelajaran PAKEM
a. Konsep Pembelajaran PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia “selama mereka normal“ terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorga-nisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disaran-kan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Peng-gunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan ling-kungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pe-manfaatan lingkungan dapat mengembang-kan sejumlah keterampilan seperti meng-amati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

c. Pengelolaan Kelas PAKEM
Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama.
Lima metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu;
1. Melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar.
2. Menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi;
3. Mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar;
4. Mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya; dan
5. Mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa, 1998).
Penataan dan atau pengelolaan kelas dalam PAKEM perlu mempertimbangkan enam elemen Constructivist Learning Design (CDL) yang dikemukakan oleh Gagnon and Collay, yaitu situation, groupings, bridge, questions, exhibit, and reflections.
Situation, terkait dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode pembelajaran yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas tersebut (as a process of solving problems, answering question, creating metaphors, making decisions, drawing conclusions, or setting goals).
Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan pada karakteristik materi.
Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun siswa.
Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain (panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktivitas belajar siswa.
Exhibit, bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.
Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images, and language of their thought), apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar kelas.


d. Pelaksanaan PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
1) Percobaan
2) Diskusi kelompok
3) Memecahkan masalah
4) Mencari informasi
5) Menulis laporan/cerita/puisi
6) Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
1) Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
2) Gambar
3) Studi kasus
4) Nara sumber
5) Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Siswa:
1) Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
2) Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
3) Menarik kesimpulan
4) Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
5) Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui:
1) Diskusi
2) Lebih banyak pertanyaan terbuka
3) Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
e. Desain Pesan Pembelajaran
Kata desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil. Sebagai suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis masalahpembelajaran hingga pemecahan masalah yang disumuskan dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah atau stori board, dan sebagainya.
Mengenai desain pesan, desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (dalam Seel&Richie,1994) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah.
Karakteristik lain dari desain pesan adalah bahwa desain pesan harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung apakah medianya bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya, misalnya suatu potret, film, atau grafik komputer. Juga apakah tugas belajarnya berupa pembentukan konsep atau sikap, pengembangan ketrampilan atau strategi belajar, ataukah menghafalkan informasi verbal.
f. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
Berdasarkan pada pembahasan tentang teori-teori belajar kognitif dan teori pemrosesan informasi serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
1) Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jikadalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memilki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik. Kesiapan mental diartikan sebagai kesipan kemampuan awal, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki siswa belajar yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun desain pesan, guru harus lebih dahulu mengetahui kesiapan siswa melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang diberikan pada siswa. Jika diketahui pengetahuan awal siswa belum mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi. Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa siswa dalam melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya untuk belajar musik siswa tidak boleh terganggu pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi siswa untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru berupaya mendorong motivasi siswa dengan menunjukkan pentingnya mempelajari pesan pembelajaran yang sedang dipelajari.
2) Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian siswa/si belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin baik. Perhatian memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian siswa antara lain:
a. Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
b. Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media-media pembelajaran visual lainnya.
c. Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik-topik yang sudah dipelajari.
d. Menggunakan musik penyeling
e. Mencipatakan suasana riang
f. Teknik penyajian yang bervariasi
g. Mengurangi bahan/matteri yang tidak relevan
3) Prinsip partisipasi aktif siswa
Meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Contoh aktifitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktifitas emosional misalnya semangat, sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh aktifitas fisik misalnya melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk melakukan ketrampilan tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah:
a. Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung
b. Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan
c. Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan
d. Membentuk kelompok belajar
e. Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif
4) Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya dengan memberikan soal atau pertanyaan kepada siswa, kemudian memberitahunya dengan benar. Memberikan tugas, kemudian memberitahukan tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar. Kembalikan pekerjaan siswa yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi komentar/catatan oleh guru.

5) Prinsip Perulangan
Mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan materi pembelajaran atau ketrampilan tertentu memerlukan perulangan.. tidak adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan. Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama dan dengan media yang sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang, membaca buku dua atau tiga kali. Perulangan dapat juga dengan cara dan media yang berbeda pula. Misalnya setelah mendengar metode ceramah, siswa diminta untuk membaca buku dengan topik yang sama. Penggunaan epitome, advance organizer, rangkuman, atau kesimpulan.
g. Aplikasi Desain Pesan dalam Kegiatan Belajar Mengajar PAKEM
Terjadinya belajar dilihat dari adanya perbedaan kecakapan seseorang antara sebelum dan sesudah mengalami dan berada dalam situasi belajar tertentu. PAKEM memungkinkan pebelajar memperoleh kemampuan berdasarkan teori Gagne yaitu ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Berikut akan dijelaskan masing-masing defini kemampuan tersebut,dan pengintregasian prinsip desain dengan pendekatan PAKEM akan dijelaskan dalam matrik.
Ketrampilan Intelektual yang dimaksud ketrampilan intelektual adalah kemampuan untuk menggunakan lambang-lambang seperti bilangan, bahasa, dan lambang-lambang lainnya yang mewakili benda-benda nyata pada lingkungan individu. Ketrampilan intelektual dibagi menjadi empat kategori yaitu diskriminasi,konsep,aturan dan pemecahan masalah.
Diskriminasi adalah kemampuan untuk memberi respon yang berbeda terhadap stimuli yang berbeda satu dengan yang lain menurut satu dimensi fisik atau lebih. Konsep adalah kemampuan yang memungkinkan individu untuk mengidentifikasi stimulus yang mempunyai karakteristik walaupun stimulinya berbeda secara menyolok. Aturan adalah subyek dapat merespon hubungan dan kesatuan obyek. Pemecahan masalah aturan-aturan yang lebih komplek untuk memecahkan masalah.
Strategi kognitif meliputi kemampuan yang dipergunakan untuk mengelola proses perhatian belajar, mengingat, dan berfikir. Kemampuan informasi verbal terkait dengan mempelajari fakta-fakta, mempelajari serangkaian informasi yang terorganisasikan. Ketrampilan sikap adalah keadaan internal yang komplek yang mempengaruhi pemilihan tingkah laku itu sendiri. Ketrampilan motorik adalah kemampuan yang dipelajari untuk melakukan kecakapan yang hasilnya dicerminkan oleh adanya kecakapan, ketepatan, dan kelancaran gerakan tubuh.
No
Jenis Kemampuan Konsep PAKEM Prinsip Desain Pesan Aplikasi
1 Ketrampilan intelektual Mengembang kan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah Prinsip pengulangan, kesiapan dan motivasi dan partisipasi aktif siswa Secara visual menyajikan benda, lambang, gambar, suara, warna,demontrasi, pemberian contoh-contoh. Petunjuk-petunjuk dalam komunikasi verbal
2 Strategi kognitif Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Prinsip pemusat perhatian, perulangan dan partisipasi aktif siswa Penyajian masalah-masalah baru
3 Informasi verbal pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain (panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktivitas belajar siswa. Prinsip perulangan dan umpan balik Penyajian komunikasi verbal, gambar, atau petunjuk-petunjuk
4 Ketrampilan sikap bagaimana siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images, and language of their thought), apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar kelas
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. Prinsip perulangan, kesiapan dan motivasi, partisipasi aktif siswa Penyajian yang konsisten model yang dihargai, demonstrasi model tingkah laku yang diharapkan, demonstrasi tentang kebahagiaan atau kepuasan yang dicapainya.
5 Ketrampilan Motorik bagaimana siswa mereka dan memamerkan kreasi mereka melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi tugas Prinsip perulangan, umpan balik Latihan-latihan kontinu, mengulangi gerakan-gerakan untuk ketepatan, kecepatan dan kualitas ketrampilan tertentu.

Tidak ada komentar: